Pengelola SMAN 23 Kota Bandung akhirnya mengundang Komite Sekolah untuk mencari solusi terkait mendesaknya renovasi tiga ruang kelas di sekolah tersebut yang rusak berat diguncang gempa, September lalu.
Menurut Wakasek SMAN 23 Bidang Kurikulum, Tedy Sukamto, ketiga ruang kelas itu harus secepatnya direnovasi, sebab jika tidak mereka tak akan sanggup mempersiapkan para siswa untuk menghadapi Ujian Nasional (UN).
"Ruang kelas yang tersedia tidak mencukupi. Sisa ruangan yang bisa dipakai belajar hanya 16 buah, sementara jumlah siswa kelas 3 yang akan ikut UN mencapai 331 orang. Ini berarti kami kekurangan tiga kelas. Sebab dengan jumlah maksimal 20 peserta UN per kelasnya, minimal kami memerlukan 19 ruang kelas," ujarnya, beberapa saat lalu.
Pada gempa September silam, 8 ruang kelas di SMAN 23 rusak parah, sementara 3 lainnya rusak ringan. Semua ruang kelas itu tidak bisa dipakai, kecuali tiga kelas yang rusak ringan yang sekarang sudah direnovasi.
Saat ini, terang Tedi, akibat kurangnya ruang kelas, para siswa belajar dengan sistem shift, pagi dan siang.
Menuru Tedy, untuk merenovasi ruang kelas yang rusak ini, paling tidak diperlukan biaya Rp 1,25 miliar. Dana yang diperlukan kini sudah diajukan ke pemerintah, namun belum bisa cair karena baru masuk pada anggaran 2010.
"Kita tidak bisa menunggu bantuan pemerintah karena kegiatan belajar mengajar tetap harus berjalan. Itu sebabnya, kami berinisiatif memperbaiki ruang kelas yang rusaknya tidak begitu parah dengan dana swadaya masyarakat. Itu yang kami bicarakan dengan Komite Sekolah," kata Tedy.
sumber : tribunjabar.co.id
Read More..